Sunday, December 28, 2025

Elefun Run 2025: Menembus Kabut Way Kambas Demi Langkah Konservasi

LAMPUNG TIMUR – 10 Agustus 2025, di bawah naungan langit gelap dan udara dingin yang menusuk, perjalanan dimulai tepat pukul 03:00 WIB dari Bandar Lampung. Menempuh perjalanan darat sejauh kurang lebih 100 kilometer, kendaraan melaju membelah rute lintas timur menuju Way Jepara. Perjalanan sunyi di sepertiga malam ini bukan tanpa alasan; sebuah misi kemanusiaan dan olahraga bertajuk Elefun Run 2025 telah menanti di ujung jalan.

 

Tiba di lokasi saat fajar mulai menyingsing, suasana di Gerbang Plang Ijo, Taman Nasional Way Kambas (TNWK), sudah tampak berbeda. Ratusan pelari berkumpul dengan satu tujuan yang sama: berlari bukan hanya untuk raga, melainkan untuk jiwa konservasi. Ajang lari semi-trail sejauh 5K ini merupakan bagian dari festival besar bertajuk Gajah Fest, sebuah inisiatif tahunan yang digarap untuk memperkuat kesadaran masyarakat terhadap kelestarian gajah Sumatera.

Sebagai bagian dari rangkaian Gajah Fest, Elefun Run menawarkan pengalaman yang tidak ditemukan di ajang lari perkotaan lainnya. Begitu bendera start dikibarkan, para peserta langsung disuguhi rute menantang yang memadukan aspal tipis dengan jalur tanah khas pinggiran hutan nasional.

 

Tagline "Elefun Run" bukan sekadar permainan kata. Setiap derap langkah kaki pelari di atas lintasan semi-trail ini merupakan bentuk kontribusi nyata terhadap upaya pelestarian habitat gajah. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari akun resmi @gajahfest, seluruh elemen kegiatan ini dirancang untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya koeksistensi antara manusia dan gajah di Lampung Timur.

Di sepanjang rute 5K, para pelari disambut dengan panorama alam yang asri. Meski keringat bercucuran akibat medan yang tidak rata, semangat para peserta tetap membara. Mereka sadar bahwa kehadiran mereka di sana adalah bagian dari gerakan besar untuk memastikan suara-suara raksasa Sumatera tidak hilang ditelan zaman.

 

Begitu mencapai garis finish kembali di Gerbang Plang Ijo, para peserta disambut dengan medali yang memiliki filosofi mendalam tentang perlindungan satwa. Kelegaan terpancar dari wajah mereka, bukan hanya karena berhasil menaklukkan jalur semi-trail, tetapi karena telah menjadi bagian dari aksi lingkungan.

Meski perhelatan di tahun 2025 ini telah usai, gema dari langkah-langkah di Way Kambas tetap terasa. Narasi yang dibangun dari perjalanan pukul 3 pagi ini adalah bukti bahwa olahraga dapat menjadi jembatan paling efektif untuk menyuarakan isu-isu lingkungan yang krusial.

"Melalui Elefun Run, kita tidak hanya melintasi lintasan tanah, tapi kita sedang berlari menuju masa depan di mana gajah Sumatera tetap menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri," tulis salah satu laporan daring mengenai semangat festival tersebut.

Pagi itu berakhir dengan kepuasan batin. Dari Bandar Lampung hingga ke rimba Way Kambas, setiap kilometer yang ditempuh adalah dedikasi bagi alam Bumi Ruwa Jurai.


No comments: