Tuesday, June 24, 2025

Diary Winarno – 24 Juni 2025

Jejak, Kehilangan, dan Asa yang Terpatri di Lembar Literasi

Hari ini, aku duduk di ruang baca kecil kami di MTsN 1 Bandar Lampung, membuka laman Kompasiana yang mulai penuh dengan tulisan-tulisan yang menyimpan jejak langkah kami. Ada rasa syukur yang tak terkatakan ketika melihat bagaimana berbagai peristiwa, kenangan, dan upaya yang kami jalani kini terbingkai dalam kata-kata yang abadi.

Tulisan tentang kepergian dr. Haninda Bharata adalah salah satu momen paling emosional yang pernah kualami tahun ini. Ia bukan hanya dosen hebat Universitas Lampung, tetapi juga pribadi yang mampu menginspirasi melalui kerja senyapnya. Di balik senyumnya yang khas, ada dedikasi luar biasa yang kini telah kembali ke pangkuan-Nya. (In Memoriam dr. Haninda Bharata – Dosen Universitas Lampung)

Di antara kabar duka, aku juga beruntung bisa menyaksikan semangat yang tak pernah padam dari anak-anak MTsN 1 Bandar Lampung. Rak buku IPS yang biasa saja, kini menjadi tempat lahirnya kisah dan cita-cita. Artikel “Menembus Waktu dari Rak IPS” adalah bentuk penghormatan terhadap antusiasme mereka dalam menjelajah masa lalu dan masa depan melalui buku.

Tak jauh berbeda, kisah tentang Atuk Kamus dan 16 Buku IPS bukan sekadar nostalgia, tapi tentang upaya menanamkan makna literasi dalam bentuk paling sederhana: dari satu kamus tua hingga keingintahuan yang meluas. Setiap buku yang dibaca siswa adalah seutas benang yang menjahit masa depan mereka.

Lalu aku menulis tentang HEPI UKD Lampung, bukan hanya komunitas penggerak literasi, tapi juga sahabat diskusi yang penuh sapaan ramah dan semangat kolaboratif. Artikel itu kutulis sebagai bentuk penghargaan atas percakapan-percakapan sederhana yang kadang justru memicu ide besar.

Hari-hariku terasa lebih bermakna sejak mengenal siswa-siswi kelas 8A dan 8B—penjelajah ilmu dan literasi yang tak pernah kehilangan rasa ingin tahu. Tulisan “Perjalanan Penjelajah Ilmu dari Kelas 8A” dan “Para Penjelajah Literasi dari 8B” adalah dedikasi untuk mereka. Mereka datang ke perpustakaan bukan karena diwajibkan, tapi karena menemukan rumah kedua di sana. Tempat mereka bertumbuh.

Dan jangan lupakan tulisan “Mengukir Asa di Masjid Al Mustawa”. Di balik dinding masjid yang sederhana itu, tertanam harapan yang diam-diam tumbuh. Anak-anak belajar bukan hanya ilmu dunia, tapi juga bekal akhlak dan kebaikan yang tak ternilai.

Dari deret artikel itu, aku belajar bahwa peran kita bukan sekadar mendokumentasikan, tapi merawat semangat, mengenang yang telah pergi, dan mendorong yang sedang tumbuh.

Hari ini aku, Winarno, merasa bukan hanya sebagai pustakawan atau penulis. Aku hanyalah perantara. Pena yang mencoba mengabadikan getar hati, langkah-langkah kecil, dan wajah-wajah penuh harapan di antara rak buku dan lorong madrasah.

Semoga semangat ini terus menyala. Dan semoga Allah ridha dengan semua ikhtiar kecil ini.

***

  1. https://www.kompasiana.com/mr10646/6859741d34777c0b746b7d87/in-memoriam-dr-haninda-bharata-dosen-universitas-lampung
  2. https://www.kompasiana.com/mr10646/685993a4ed6415651149a582/mtsn-1-bandar-lampung-menembus-waktu-dari-rak-ips
  3. https://www.kompasiana.com/mr10646/6859f67aed641561cb55b4a3/mtsn-1-bandar-lampung-atuk-kamus-dan-16-buku-ips
  4. https://www.kompasiana.com/mr10646/685a0773c925c468c44b1f62/hepi-ukd-lampung-dari-sapaan-ramah-hingga-rencana-besar
  5. https://www.kompasiana.com/mr10646/685a0e8bed641558cd5bf102/mtsn-1-bandar-lampung-perjalanan-penjelajah-ilmu-dari-kelas-8a
  6. https://www.kompasiana.com/mr10646/685a45caed641550ae4a0fa3/mengukir-asa-di-masjid-al-mustawa
  7. https://www.kompasiana.com/mr10646/685a4d2b34777c5b8a33f5f2/mtsn-1-bandar-lampung-para-penjelajah-literasi-dari-8b
  8. https://www.kompasiana.com/mr10646/685a642e34777c1afa635ab2/imam-di-rumah-ini


No comments: