Jumat sore ini terasa penuh berkah. Saya menutup hari dengan kebiasaan yang mulai saya cintai: jalan sore di Stadion Pahoman. Udara yang mulai sejuk, deru napas yang teratur, dan gerakan tubuh yang merilis penat sepekan kerja, semuanya terasa menyegarkan jiwa.
Namun, puncak ketenangan spiritual baru saya rasakan setelah Magrib.
Setelah menunaikan salat, saya memutuskan untuk berdiam diri dan mengikuti kajian singkat yang disampaikan oleh Ustaz Firdaus di masjid Al Muslimin, Jl. Way Sekampung, Pahoman. Malam ini, tema yang dibahas sangat menyentuh rutinitas kita yang paling pribadi: Kebiasaan Rasulullah ﷺ Sebelum Tidur.
Terkadang, kita menganggap tidur hanya sebagai jeda fisik, padahal Rasulullah menjadikannya sebagai penutup ibadah yang indah. Ustaz Firdaus mengingatkan kami tentang lima amalan utama:
* Berwudu: Menyucikan diri layaknya bersiap salat. Ini bukan hanya kebersihan fisik, tapi juga persiapan hati.
* Membaca "Tiga Qul" (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas): Mengusapnya ke tubuh seolah kita memagari diri dengan perlindungan Allah SWT. Saya merenung, betapa seringnya saya terlelap tanpa perisai doa ini.
* Membersihkan Tempat Tidur: Sebuah praktik sederhana yang mengajarkan kita untuk selalu waspada dan menjaga kebersihan.
* Tidur Miring ke Kanan: Posisi yang menyehatkan, sekaligus mengajarkan kita disiplin.
* Tidak Menunda Tidur Setelah Isya dan Memperbanyak Zikir: Poin ini sangat menampar saya. Berapa banyak waktu saya habiskan untuk hal yang tidak bermanfaat setelah Isya, menunda istirahat yang menjadi hak tubuh?
Usai kajian, saya merasa tercerahkan. Jalan sore telah menenangkan fisik saya, dan kini, ilmu dari Ustaz Firdaus menenangkan batin saya. Saya menyadari, malam bukan hanya waktu untuk istirahat, tetapi juga kesempatan terakhir di hari itu untuk meraih pahala dan menjemput perlindungan.
Malam ini, saya berniat menjalankan sunnah ini dengan lebih khusyuk. Semoga rutinitas sederhana ini bisa membawa keberkahan dan syafaat bagi saya.
