Postingan ini memberikan informasi awal tentang narasumber pada kegiatan KBMN PGRI 29 yang malam ini akan memasuki pertemuan kedua, setelah sebelumnya pada pertemuan pertama bersama Om Jay.
Pukul 19:00 WIB sebuah postingan muncul, "Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat malam, apa kabar bapak/ibu hebat peserta KBMN PGRI 29." Lalu diikuti dengan kalimat lanjutan, "Semoga semua selalu dalam keadaan sehat wal'afiat dan siap untuk belajar serta berkarya. Aamiin."
Bertindak sebagai moderator pada pertemuan kedua adalah Sigid Purwo Nugroho yang merupakan alumni Kelas Belajar Menulis PGRI Gelombang 23 dan salah seorang dari tim solid Om Jay.
Sebagai moderator beliau mengajak peserta untuk bersiap diri, "Silahkan siapkan perangkatnya, jangan lupa sediakan juga minuman dan cemilan yang ada untuk jadi teman belajar malam ini." ujarnya.
Beliau juga mengingatkan peserta untuk menyimak materi yang diberikan oleh Narasumber, sambil membuat resume.
Lalu beliau mengajak peserta untuk berdoa sebelum memulai kegiatan malam ini. "Baiklah, sebelum kelas dimulai, marilah kita berdoa menurut agama dan keyakinan kita masing-masing. Berdo'a dimulai." ujarnya. Setelah beberapa saat beliau kembali berkata, "Berdo'a selesai."
Lalu, beliau menyampaikan rangkaian acara malam ini antara lain adalah Pembukaan, Paparan Materi, dilanjutkan dengan Tanya Jawab dan terakhir adalah Penutup.
Tak lupa beliau menyemangati peserta dengan menyampaikan informasi bahwa Narasumber pada malam ini akan memberikan 5 buah buku sebagai hadiah. Ongkos kirim ditanggung oleh penerima, cash on delivery (COD), salah layanan pengiriman barang dimana penerima menanggung ongkos kirim dan dibayar pada saat barang tiba di tangan penerima. Wah tentu saja ini merupakan reward yang layak untuk diperjuangkan.
Ibu Sri Sugiastuti adalah seorang yang sangat luar biasa. Kiprahnya sebagai pegiat literasi sudah tidak diragukan lagi, beliau sangat menginspirasi, namun rendah hati alias low profile.
Beliau juga biasa disapa Bunda Kanjeng yang merupakan seorang penulis yang sangat aktif, berbagai informasi tentang beliau dapat disimak melalui berbagai laman diantaranya gurusiana.id, onesearch.id, linkedin.com, facebook.com, gramedia.com, juga blogspot.com.
Salah laman di Kompasiana.com tertulis, "Sri Sugiastuti, Engkau dikenal sebagai Bu Kanjeng, Ada juga yang menyebutnya sebagai bunda Kanjeng, Ratu Antologi pegiat literasi.",
Sri Sugiastuti, lahir pada 8 April 1961. Ia menghabiskan masa kecilnya di Jakarta. Sejak usia 1 tahun hingga lulus SMA tahun 1980. Kuliah di UNS, setelah lulus mengajar di Jakarta hingga tahun 1990. Cinta dan tanggung jawabnya pada keluarga membawanya hijrah ke Solo sejak tahun 1990 hingga saat ini.
Karir menulisnya dimulai ketika usianya jelang setengah abad, membuat ia merasa terlambat belajar menulis. Kuliah S2 jurusan Pengkajian Bahasa Inggris yang linier dengan jurusan yang diambilnya di S1.UNS. Tahun 2010 jadi tahun keberuntungannya ketika 2 bukunya bisa terbit, buku “SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK” penerbit Erlangga, dan buku antologi “Diary Ketika Buah Hati Sakit”.
Naskahnya sebagai pemenang ke 3. Buku kroyokan lainnya bersama Kompasianer tahun 2014 “25 Kompasianers Merawat Indonesia” dalam rangka hari Kartini. Satu lagi berjudul “Indonesia Satu“ penerbitnya Indie Peniti Media. Beberapa buku antologi Muara Kasih Ibu, Move on, dan Go to 2020.
Tahun 2013 terbit tiga bukunya, satu buku Parenting berjudul “Seni Mendidik Anak Sesuai Tuntunan Islami” penerbit Mitra Widyawacana, Jakarta. Novel Hidayah “Kugelar Sajadah Cinta” penerbit Indie Bentang Pustaka Sidoarjo dan “Deburan Ombak Waktu” penerbit Indie Goresan Pena Cirebon.
Tahun 2015 Buku “SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK" edisi baru, penerbit Erlangga. Tahun 2016 buku “The Stories Cakes For Beloved Moms" penerbit Indie Oksana, lalu pada tahun 2017 buku “The Stories of Wonder Women" Penerbit Mediaguru. "Tipuan Asmara" (Novel), "Wow Engish is So Easy Kids", "Perempuan Terbungkas", (Novel) "Catatan Religi Bu Kanjeng" (Motivasi), "Merawat Harapan" (Parenting), "The Power of Mother’s Prayer" (Parenting) "Masuk Surga Karena Anak" (Parenting)
Penulis memiliki 4 orang anak dan suami siaga yang selalu mendukung segala kiprah isterinya yang positif.
Narasumber memulai sesi malam ini "Assalamualaikum warahmatullahi wabarrakatuh. Alhamdulillah pada malam yang berbahagia ini saya diberi kesempatan untuk membersamai Bapak Ibu hebat yang hadir di grup ini untuk sharing dan bersinergi dalam berliterasi.
Tentunya Bapak Ibu sudah punya komitmen untuk tetap berada di grup ini sama 30 pertemuan ya.
Sebagian dari peserta malam ini cukup familiar dengan saya karena mereka adalah yang migrasi dari gelombang sebelumnya."
Melalui pesan suara (voice note), beliau menyampaikan bahwa diusia belia beliau mendapatkan eksposure isi koran yang dibaca nyaring (reading a loud) mulai dari judul hingga kalimat terakhir suatu artikel/berita.
Berbekal paparan literasi sejak dini beliau kini mengabdikan diri sebagai penggiat literasi dengan bergabung dalam berbagai organisasi dan aktif mengadakan Diklat. Beliau juga hadir diberbagai laman internet dan memilih beberapa akun media sosial.
Moderator mengucapkan terima kasih kepada Bunda Kanjeng, salah satu sapaan Ibu Sri Sugiastuti, karena beliau sudah berkenan menjadi editor lima buah buku antologi dimana ia sebagai kuratornya sendiri.
Setelah pemaparan materi beliau memberikan kesempatan kepada seluruh peserta untuk bertanya. Salah satu peserta, Endang Ratna Juwita dari Bogor, mengajukan pertanyaan (1) Bagaimana cara bunda kanjeng bisa tetap konsisten dalam menulis? (2) Apa kesulitan paling besar yang bunda alami dalam menulis?
Penanya kedua, Resi Dwi Yurianti, S.Pd asal daerah Cimahi Jabar, Bagaimana kiat-kiat atau motivasi agar keinginan menulis selalu muncul ketika kita lelah dan kehabisan ide?
Narasumber menjawab, "Terima kasih untuk pertanyaannya. Ingat menulis dan berbagi kebaikan dengan menulis adalah profesi mulia. Ketika kita lelah, jangan dipaksa. Rehat sejenak. Lalu kembali pada komitmen. Tujuan kita menulis untuk apa? Jangan takut bila tulisan kita jelek atau tidak ada yang membaca.
Bisa juga bila lelah, solusinya dengan membaca yang ringan. Entah itu puisi atau sekadar kisa anekdot atau pentigraf (cerpen tiga paragraf)."
Penanya ketiga, Anis Pujiastutik dari Trenggalek Jatim, Ijin bertanya. Semisal kita mengumpulkan lirik lagu bahasa Inggris. Apakah itu bisa dikategorikan antologi? Kalau bisa, berapa banyak judul lagu jumlah minimalnya?
Narasumber menjawab, "Terima kasih Bu Anis. Lirik lagunya karangan ibu atau punya orang lain? Minimal seperti 45 judul. Atau pakai angka cantik. Misal 77 syair terindah versi...."
Penanya keempat, Fifi-Padang, Bagaimana cara menjadikan menulis sebagai passion, dengan kemampuan menulis yang masih rendah.
Penanya kelima, Mayarina, Bagaimana cara agar kita bisa mengasah kemampuan menjadi seorang kurator dan editor. Maaf Bu. Untuk saat ini saya kan lagi nulis. Apakah tulisan saya bisa saya kurator sendiri?
Penanya keenam, Assalamualaikum, Bagaimana cara membuat buku antologi karena buku antologi itukan seperti bunga rampai yang terdapat beberapa pengarang, tapi saya belum menemukan orang-orang yang diajak nulis bareng bu?
Narasumber menjawab, "Waalaikumsalam wr wb. Silakan bergabung di banyak komunitas yang mengajak untuk menulis buku Antologi dengan berbagai tema."
Penanya ketujuh Seliweliani, S.Pd. dari Bekasi. aya Seliweliani, S.Pd, (1) Alhamdulillah saya pernah menulis beberapa buku tapi masih bersifat Antologi. Dan ternyata itu kita harus bermodal materi juga. Tapi saya ikuti, Walau akhirnya saya berhenti karena harus siap modal. Bagaimana caranya jika ingin menjadi penulis solo? (2) Apakah benar kita untuk menjadi penulis solo selain terampil menulis juga harus mempunya modal materi? (Karena saya pernah ditawarkan untuk menulis kumpulan cerita anak namun ternyata modal materi yang harus saya siapkan cukup besar. Dan saya tidak sanggup) Di situlah saya jadi harus nabung dulu untuk mencoba menulis lagi. Mohon pencerahannya.
Narasumber menjawab, "Terima kasih untuk pertanyaannya dan keinginan yang kuat untuk naik kelas dari penulis buku Antologi menjadi penulis buku solo. Dan berkenaan dengan biaya. Memang satu kegiatan itu harus didukung dengan dana. Tentu saja tergantung skala prioritas masing-masing." Jawaban untuk pertanyaan kedua, Untuk menerbitkan buku Solo biaya fleksibel tergantung kemampuan dan jumlah yg ingin diterbitkan minimal 5 (lima) buku.
Penanya kesembilan, Samsul Huda Kabupaten Tapin, (1) Apa yang menjadi penyemangat Ibu ketika banyaknya aktifitas menulis yang dilaksanakan dengan adanya juga tugas sebagai pengajar dan Ibu rumah tangga?
Narasumber menjawab, "Apa kabar Pak Samsul? Semangat itu harus dijaga. Syaratnya jangan keluar dari grup komunitas menulis. Harus saling menyemangati.dan punya keinginan untuk berproses naik kelas.
Pertanyaan kesepuluh, Miralini- Bekasi
(1) Kapankah kita tahu bahwa tulisan kita layak untuk dijadikan sebuah buku? (2) Apakah ada tips dan trik supaya lebih cepat mengenal gaya tulisan kita sendiri?
Narasumber menjawab, "Bu Pipi terima kasih ya,Layak tidak nya tulisan menjadi buku bila sudah memahami anatomi buku dan menggunakan standar penulisan. Tetapi jangan khawatir karena ada editor dan saya siap kawal. Tipsnya. Be yourself. Suatu saat orang akan merindukan tulisan ibu.
Pertanyaan ke-10; Bu Ratna dari Depok, (1) Bagaimanakah cara memulai menulis untuk guru pemula karena masih ragu dan canggung apakah tulisan yang dibuat sudah sesuai standar penulisan? Terima kasih.
Narasumber menjawab, "Waalaikumsalam wr wb. Jangan pernah ragu untuk menulis. Tulis lah apa yang disukai dan kuasa. Misal senang bermain layang- layang. Anda suka dan menguasai? Silakan Tulis pasti bermanfaat, gunakan 5W 1 H. Nanti di materi yang saya bagikan cukup lengkap."
Pertanyaan ke-11, Euis Nurmayanti dari Jakarta, Hal-hal apa sajakah yang harus diperhatikan ketika kita menulis cerpen supaya menjadi sebuah cerpen yang bisa dinikmati oleh pembacanya? Terima kasih
Narasumber menjawab; "Siap Bu Euis. Agar cerpen menarik ada tokoh antagonis, ada konflik ada klimak yang tak terduga. Banyak menggunakan gaya bahasa bukan how to tell tetapi lebih ke how to show. Ada juga dialog yang membuat penasaran dan harus nyambung. Karena cerpen itu sari pati dari sebuah novel. Ada tokoh dgn karakter kuat yang menarik pembaca.
Pertanyaan ke-12, Abidah dari Alor, NTT. Ijin bertanya. Menulis satu buku solo kan tidak mudah, minta tips dari Bunda dong, kira-kira apa saja yang perlu kita targetkan atau sebagai penulis kita harus mempersiapkan apa saja supaya buku solo ini selesai dan tidak terlupakan.
Narasumber menjawab, "Ibu Abidah yang ada di Alor doakan saya bisa berkunjung kesana ya, NTT sangat luar biasa."
Pertanyaan ke-13; Minawati dari Aceh, Mohon ijin saya ingin bertanya,bagaimana cara memanage waktu yang baik untuk ibu menulis?
Narasumber menjawab, "Terimah bu Minawati dari Aceh yang sudah punya keinginan untuk menulis dan ingin tau cara memanage waktu, saya biasanya menulis di pagi hari, atau sambil melakukan sesuatu. Menngerjakannya bisa sambil ngobrol, sambil menunggu sesuatu, sambil ngemil, kalau sudah punya blog bisa disimpan di blog, begitu..."
Pertanyaan ke-14 (1) Bagaimana cara Bunda membagi waktu untuk menulis dan melakukan pekerjaan sebagai kepala sekolah dan ibu rumah tangga. (2) Adakah waktu yang efektif untuk menulis? (3) Apakah masih bisa mengumpulkan resume pertama malam ini? Terimakasih bunda.
Narasumber menjawab, "Jika sudah punya keinginan untuk menulis dan ingin tau cara memanage waktu, saya biasanya menulis di pagi hari, atau sambil melakukan sesuatu. Mengerjakannya bisa sambil ngobrol, sambil menunggu sesuatu, sambil ngemil, kalau sudah punya blog bisa disimpan di blog, begitu...3. Bisa.. resume yang ditulis sesuai pemahaman masing-masing. Bisa ditambahkan dengan ilmu yang sudah dimiliki. Tidak harus panjang lebar. Yang penting ilmunya memotivasi agar mimpi menjjadi penulis bisa terwujudm dan tetap berada di grup literasi.
Malam ini sungguh luar biasa, para peserta pada pertemuan ke-2 memiliki antusiasme yang luar biasa.
Dan sesi pun berakhir. Moderator mengucapkan, "Barakallah untuk sharing ilmunya malam ini. Semoga Bunda Kanjeng beserta keluarga sehat selalu dan diberikan limpahan rahmat oleh Allah SWT. Aamiin. Semoga kita semua dapat mengikuti jejak beliau dan bisa menginspirasi orang lain dengan tulisan kita. Kita berikan applause yang meriah kembali untuk Bunda Kanjeng. Bapak/ibu yang berbahagia, terimakasih atas partisipasinya di malam hari ini.
Jalan-jalan ke pulau Pahawang, melukis pemandangan di atas canvas.
Temukan resume lainnya di
Pertemuan 1: http://bulletinbijak.blogspot.com/2023/06/kbmn-pgri-29-rekapitulasi-resume.html
Pertemuan 2: https://bulletinbijak.blogspot.com/2023/06/kbmn-pgri-29-rekapitulasi-resume_24.html
No comments:
Post a Comment