Monday, June 26, 2023

Ayo Laksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Senin Pagi udara sejuk, di pintu gerbang tampak siswa-siswi berdatangan, mereka datang menggunakan berbagai moda transportasi, diantar oleh ojek online, sepeda motor pribadi, mobil pribadi, angkot juga ada yang berjalan kaki karena rumahnya tidak begitu jauh dari madrasah. 

Lalu mereka masuk melintasi halaman madrasah dan sesampai di aula mereka menyebar ke ruang kelas masing-masing. Sampai di kelas mereka meletakkan tas dan barang bawaan di meja masing-masing. 

Sebagai wali kelas Ibu Rosida senantiasa memantau kehadiran anak-anaknya. Salah satu kegiatan rutin yang ia lakukan adalah mengunjungi kelasnya sambil memastikan anak-anak menjalankan tugas masing-masing. 

Setiap siswa sudah memiliki loker yang digunakan untuk menyimpan buku dan perlengkapan lain yang dibutuhkan misalnya sajadah bagi putra,  dan sajadah plus mukena bagi putri. 

Pagi itu usai memeriksa kebersihan kelas, ia berjalan menuju meja guru, seraya mengambil buku daftar hadir siswa. Ada siswa yang belum ditandai kehadirannya padahal bel masuk sebentar lagi berbunyi.

"Kaisan, kemari nak?", ujarnya

"Ya, bu", jawab Kaisan sambil berjalan menuju meja guru. 

"Coba kamu lihat, Elang Maulana belum ditandai kehadirannya, apa dia belum datang." imbuhnya sambil menunjukkan buku kehadiran siswa.

Bel berbunyi Bu Rosida kembai ke ruang guru untuk mempersiapkan diri mengajar pagi, sesampai di ruang guru, sebuah notifikasi WAG berbunyi. Ia pun membuka pesan tersebut. 

"Assalamualaikum wr.wb., Bu ini orang tua dari Elang Maulana, ingin menginformasikan hari ini anak saya tidak dapat hadir karena sedang diare, bu". 

"Disentri...,  Apa itu disentri?", gumamnya. Tak ingin memendam rasa penasaran yang terlalu lama. Dengan lincah jari-jemarinya yang lentik mengetuk di tab pencarian google (sebenarnya dia juga dapat menggunakan pencarian dengan suara (voice), jika gawainya sudah disetting untuk menerima perintah suara. 

Disentri merupakan jenis diare yang tidak biasa. Sebab, pengidapnya tidak hanya mengalami BAB terus menerus, tetapi tinja yang berwarna kemerahan akibat mengandung darah. Disentri paling sering disebabkan oleh parasit, seperti  Shigella atau Entamoeba histolytica.

Orang-orang yang tinggal dengan sanitasi yang buruk rentan mengalami disentri karena parasit mudah mengontaminasi sanitasi mereka. Penularan parasit dapat melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Tidak hanya itu, berenang di air yang kotor atau melakukan kontak fisik dengan pengidap disentri juga mudah menularkan parasit. 

Penyakit disentri dibedakan atas dua jenis yang digolongkan berdasarkan parasit yang menginfeksi tubuh. Apabila Shigella yang menyebabkannya, maka disebut disentri bacillary atau shigellosis. Shigellosis adalah jenis disentri yang umum ketimbang jenis satunya. Nah, jenis lainnya adalah disentri amuba atau amebiasis, yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica ini sering menyerang orang-orang yang hidup di daerah tropis.

Gejala utama disentri adalah diare yang mengandung darah. Tidak hanya itu, pengidap disentri umumnya juga mengalami kram perut, mual, muntah, dan demam tinggi. Pengidap disentri cenderung mengeluarkan cairan melalui dubur maupun mulut secara terus menerus, sehingga mereka rentan mengalami dehidrasi. 

Disentri dapat sembuh setelah 3-7 hari, maka pengobatan khusus disesuaikan dengan penyebabnya. Namun, selama masa infeksi, pengidapnya wajib untuk minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, seperti parasetamol, dapat membantu meredakan rasa sakit dan demam. 

Jangan mencoba mengobati disentri dengan obat antidiare, seperti loperamide, karena justru dapat memperburuk kondisi. Selain itu, pengidap harus tinggal di rumah sampai setidaknya 48 jam setelah diare terakhir untuk mengurangi risiko penularan infeksi kepada orang lain.

Rutin mencuci tangan adalah cara efektif untuk menghentikan penyebaran berbagai infeksi, termasuk infeksi parasit penyebab disentri. Berikut ini kebiasaan-kebiasaan lain yang dapat diterapkan, yaitu:

  1. Cuci tangan dengan sabun dan air setelah menggunakan toilet, sebelum menyentuh anak, dan sebelum menyiapkan makanan;
  2. Ajari anak-anak kecil untuk rajin mencuci tangan dengan benar;
  3. Hindari melakukan kontak fisik dengan seseorang yang mengalami diare;
  4. Cuci semua pakaian kotor, selimut, dan handuk sampai bersih dan keringkan sampai benar-benar kering;
  5. Bersihkan dudukan toilet, pegangan untuk menyiram, keran, dan bak cuci dengan deterjen dan air panas setelah digunakan. Lebih baik lagi jika deterjen yang dipakai dicampur dengan desinfektan.

Jadi, menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri amat penting untuk mencegah penularan berbagai bakteri, virus, maupun parasit penyebab infeksi.

Usai membaca artikel tersebut dirinya tergugah untuk mengirimkan ke bundanya Elang Maulana. 

Ting, pesan balasan muncul, "Terima kasih bu, atas informasinya, mudah-mudahan Elang segera sembuh dan kembali ke sekolah". 


Bahan bacaan: https://www.halodoc.com/kesehatan/disentri

No comments:

Post a Comment