Wednesday, October 17, 2018

Puisi Gugur Karya: WS Rendra

Gugur
Karya: WS Rendra
Ia merangkak 
di atas bumi yang dicintainya 
Tiada kuasa lagi menegak 
Telah ia lepaskan dengan gemilang 
pelor terakhir dari bedilnya 
Ke dada musuh yang merebut kotanya 

Ia merangkak 
di atas bumi yang dicintainya 
Ia sudah tua 
luka-luka di badannya 

Bagai harimau tua 
susah payah maut menjeratnya 
Matanya bagai saga 
menatap musuh pergi dari kotanya 

Sesudah pertempuran yang gemilang itu 
lima pemuda mengangkatnya 
di antaranya anaknya 
Ia menolak 
dan tetap merangkak 
menuju kota kesayangannya 

Ia merangkak 
di atas bumi yang dicintainya 
Belumlagi selusin tindak 
mautpun menghadangnya. 
Ketika anaknya memegang tangannya 
ia berkata : 
" Yang berasal dari tanah 
kembali rebah pada tanah. 
Dan aku pun berasal dari tanah 

tanah Ambarawa yang kucinta 
Kita bukanlah anak jadah 
Kerna kita punya bumi kecintaan. 
Bumi yang menyusui kita 
dengan mata airnya. 
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah. 
Bumi kita adalah kehormatan. 
Bumi kita adalah juwa dari jiwa. 
Ia adalah bumi nenek moyang. 
Ia adalah bumi waris yang sekarang. 
Ia adalah bumi waris yang akan datang." 
Hari pun berangkat malam 
Bumi berpeluh dan terbakar 
Kerna api menyala di kota Ambarawa 

Orang tua itu kembali berkata : 
"Lihatlah, hari telah fajar ! 
Wahai bumi yang indah, 
kita akan berpelukan buat selama-lamanya ! 
Nanti sekali waktu 
seorang cucuku 
akan menacapkan bajak 
di bumi tempatku berkubur 
kemudian akan ditanamnya benih 
dan tumbuh dengan subur 
Maka ia pun berkata : 
-Alangkah gemburnya tanah di sini!" 
Hari pun lengkap malam 
ketika menutup matanya


No comments:

Post a Comment